MODUL PRODUKSI JAMU
I. PENDAHULUAN
Kondisi saat
ini menghadapkan kita pada semua keadaan, Permasalahan dan tantangan yang lebih
kompleks. Kondisi ini dituntut untuk tidak sekedar antisipatif tetapi haruslah
proaktif dalam merancang pengembangan usaha yang benar-benar kompetitif.
Indonesia
sebagai Negara Agraris menyimpan berbagai jenis tanaman, baik tanaman
buah-buahan, sayur-sayuran, obat-obatan dan lain-lainnya yang bernilai sangat
tinggi secara ekonomis. Produksi hasil tanaman obat-obatan selalu terjadi over
supply ketika panen raya dan over demand ketika musim paceklik. Perlu disadari
bahwa tidak semua hasil produksi tanaman obat-obatan (rempah-rempah) dapat
diserap pasar dalam bentuk segar. Selain itu daya simpan rempah-rempah tropis
segar tidak bertahan lama. Warnanya cepat sekali berubah oleh pengaruh fisika
misalnya sinar matahari dan kimia seperti pemotongan, serta pengaruh biologis
(jamur) sehingga mudah menjadi busuk.
Oleh karena
itu, pengolahan tanaman obat-obatan (rempah-rempah) untuk memperpanjang masa
simpannya sangatlah penting. Jamu gendong, jamu serbuk, jamu godok merupakan
contoh produk olahan yang bernilai ekonomi tinggi, sehingga dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif pengembangan potensi rempah-rempah di daerah
pedesaan khususnya.
II. PRODUKSI JAMU
A. Sekilas Produk
Al-Qomar adalah
nama salah satu perusahaan jamu tradisional yang ada di Kabupaten Nganjuk.
Perusahaan ini memproduksi beraneka macam produk jamu tradisional, diantaranya
yaitu jamu komplit, jamu pelangsing, jamu pria perkasa, jamu khusus wanita dan
lain sebagainya.
Sampai saat ini
perusahaan ini telah memproduksi jamu + 50 jenis produk jamu dengan varietas
yang berbeda, mulai dari jamu cair, kapsul, dan juga serbuk. Dari semua produk
tersebut pasarannya telah mampu menerobos sampai ke luar negeri. Sehingga
produk ini menjadi salah satu produk unggulan di Kabupaten Nganjuk, Jawa
Ttimur, dan Indonesia.
B. Pembuatan Jamu
Dalam pembuatan
jamu, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Pemilihan Bahan Baku
Kualitas bahan
baku merupakan fackor utama yang menentukan kualitas hasil produksi. Kriteria
bahan baku yang digunakan tiap rempah-rempah berbeda karena karakter dan kadar
tiap rempah-rempah juga berbeda. Pemilihan kualitas bahan baku biasa dilihat
dari tingkat ketuaan rempah-rempah/ umur panen dan cara peralatan/ perlakuan
bahan baku pasca panen.
Bahan baku
tersebut diantaranya :
-
Kunyit
-
Temu lawak
-
Temu hitam
-
Kencur
-
Kempladeh/
benalu
-
Jahe
-
Daun sambi
loto
-
Daun
luntas
-
Daun sirih
-
Daun
pandan
-
Daun sere
-
Kayu
sencang
-
Madu
-
Gula
-
Dll.
2. Proses Produksi
Dalam pembuatan
produk jamu ini diperlukan 2 tahap dalam memprosesnya, yaitu sebagai berikut :
a. Tahap Pertama
v Semua bahan baku yang telah disebutkan diatas
tadi di cuci hingga bersih (kecuali madu dan gula)
v Semua bahan baku dicincang (dipotong
kecil-kecil) kecuali daun sirih
v Kemudian bahan baku tadi direbus jadi satu
v Setelah mendidih diamkan + 15 menit agar lebih
lande
b. Tahap Kedua
v Masukkan gula dan madu ke dalam air yang
mendidih
v Aduk hingga gula dan madu bercampur menjadi
satu. Setelah gula dan madu benar-benar bercampur menjadi satu, kemudian
tuangkan ke dalam jamu yang telah di diamkan 15 menit tadi
v Aduk hingga rata
v Jamu sudah siap diisikan ke botol
3. Grading Produk
Grading adalah
proses pengelompokan produk/ komoditi berdasarkan kriteria yang sudah
ditetapkan tadi. Jadi setelah bahan baku tadi direbus dan sudah siap untuk
dimasukkan ke botol maka, langkah selanjutnya yaitu pengisian jamu ke
botol-botol berdasarkan jenis produknya.
4. Pengemasan (Packing) dan Labeling
Pengemasan
adalah proses pembungkusan produk dengan bahan kemasan yang dipilih sesuai
dengan jenis produk. Kemasan memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai
pelindung dari kerusakan fisik, kimia maupun biologis. Bahkan kemasan juga
berpengaruh terhadap umur simpan. Selain itu, kemasan juga berfungsi untuk
mempermudah penanganan, misalnya, pengangkatan atau distribusi.
Sedangkan
labeling adalah proses penandaan terhadap kemasan produk. Awalnya labeling
hanya berfungsi untuk membedakan dalam kemasan agar tidak tertukar tanpa harus
membuka kemasan.
Akan tetapi
sekarang, fungsi labeling meluas sebagai daya penarik konsumen, dengan
mencantumkan beragam informasi produk dan desain yang artistic. Informasi yang
harus dicantumkan pada label adalah nama produk, nama produsen, bahan baku, manfaat,
kadaluwarsa, dan no. izin dari lembaga yang berwenang. Jadi setelah produk tadi
diberi label dan dikemas, produk sudah siap untuk dipasarkan.